Kunjungan Delegasi Republik Indonesia (Delri) yang dipimpin oleh Menteri Kelautan dan Perikanan (MKP), Freddy Numberi, diharapkan dapat mempererat kerjasama Indonesia – Australia dalam penanggulangan IUU (Ilegal, Unreported and Unregulated) Fishing yang marak terjadi di lepas perairan bagian Utara Australia dan Selatan Indonesia. Hal tersebut diungkapkan MKP dihadapan masyarakat Indonesia di Darwin Australia (17/7) usai menandatangani Letter of Intent On Border Patrol antara Departemen Kelautan dan Perikanan dengan Ministry of Home Affaris.
Dihadapan masyarakat Indonesia, MKP juga menjelaskan keberhasilan pelaksanaan WOC (World Ocean Conference) dan CTI (Coral Triangle Initiative) yang melahirkan Manado Declaration Center (MOD) yang bertujuan untuk mencari solusi mengenai perubahan iklim. MKP juga berharap MOD nantinya dapat diterima pada berlangsungnya United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) di Copenhagen, Denmark pada Bulan November 2009 mendatang.Sementara itu Menteri Lingkungan Australia, Peter Garrett dan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia, Freddy Numberi mengumumkan bahwa satelit pelacak dari Perth Australia telah menemukan ikan paus biru pygmy di Laut Banda Indonesia. Peter Garrett mengatakan, terlacaknya spesies yang terancam punah ini merupakan keberhasilan yang pertama kalinya serta menunjukan keterkaitan antara paus yang berasal dari perairan selatan Autralia ini dengan perairan Indonesia.Menteri Lingkunan Australia menambahkan, konservasi perairan memegang peranan penting dalam upaya menyelamatkan paus biru pygmy sebagaimana yang dilakukan Indonesia dengan menetapkan Kawasan Konservasi Perairan Nasional (KKPN) Laut Sawu. Australia sendiri sangat KKPN Laut Sawu merupakan daerah perlintasan berbagai jenis paus serta tiga jenis penyu yang harus dilindungi. Peter Garrett berharap hubungan kerjama antara Australia dan Indonesia termasuk keterlibatan dalam forum Coral Triangle Initiative (CTI) dapat mendorong terhadap perlindungan biota laut yang terancam punah.
Sementara itu di tempat terpisah, Konsulat RI di Darwin telah mengadakan pertemuan dengan Menteri Kesehatan North Territory (NT), Konstantine Vatskalis. Pertemuan ditujukan untuk meminta dukungan Pemerintah NT dalam membantu melakukan tindakan pengawasan terhadap kemungkinan penyebaran virus flu H1N1 terhadap kapten dan awak kapal-kapal (yacht) peserta Sail Bunaken 2009. Menanggapi permintaan tersebut Menteri Vatskalis menyatakan kesediaannya dengan memperbantukan tim khusus NT dan akan mengkoordinasikan mengenai teknis pengawasan tersebut. Sesuai jadwal, sebanyak 13 kapal peserta Sail Bunaken yang berasal dari 23 negara akan dilepas dari Darwin menuju Manado, Sulawesi Utara pada tanggal 18 Juli 2009.Jakarta, Juli 2009Kepala Pusat Data, Statistik dan Informasi
ttdDr. Soen’an H. Poernomo, M.Ed.Narasumber:Dr. Soen’an H. Poernomo, M.EdKepala Pusat Data, Statistik dan Informasi (HP. 08161933911)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Demi kemajuan Kementerian Kelautan dan Perikanan RI kami memohon saran dan kritik anda melalui layanan ini atau di no 085825296056 untuk via sms.